Langsung ke konten utama

Menulis di Era Digital: Masih Worth It atau Sudah Ketinggalan Zaman?

Di era digital seperti sekarang, kebanyakan orang mulai beralih membuat konten dalam bentuk video, podcast, ataupun gambar. Lantas ada pula yang bertanya-tanya: Menulis masih worth it nggak, sih? Atau sudah ketinggalan zaman?

Dahulu, menulis jadi salah satu sarana untuk menyampaikan informasi sekaligus mengekspresikan ide.

Tetapi hadirnya media sosial, YouTube, dan platform visual, kebiasaan mengonsumsi informasi melalu bacaan mulai bergeser.

Orang lebih senang menyaksikan video singkat dari pada membaca artikel panjang. Jadi, apakah menulis masih relevan? Atau ini hanya warisan masa lalu yang perlahan ditinggalkan? Mari kita bahas!

Menulis di Era Digital Masih Worth It atau Sudah Ketinggalan Zaman?

Menulis di Era Digital
Freepik.com/ diana.grytsku

Konsumsi Konten Berubah, Tapi Tulisan Masih Dibutuhkan

Nggak bisa dipungkiri, konsumsi konten memang berubah drastis dalam beberapa tahun terakhir.

Video pendek seperti yang ada di TikTok dan Reels makin populer, sementara jumlah orang yang membaca buku atau artikel panjang terasa menurun.

Hal ini pun dilihat dari beberapa media online yang mulai gulung tikar karena menurunnya traffic pembaca. Tapi, apakah ini berarti menulis sudah nggak relevan? Belum tentu.

Justru, di balik setiap konten video maupun podcast yang kamu nikmati, ada skrip, konsep, hingga naskah yang ditulis oleh seseorang. Tanpa tulisan, banyak konten digital yang nggak akan ada.

Misalnya, saat kamu melihat video informatif di YouTube, kemungkinan besar ada tim yang menulis skripnya lebih dulu.

Begitu juga dengan film, iklan, bahkan caption menarik di media sosial—semuanya berawal dari proses menulis.

Jadi, walaupun formatnya berubah, menulis tetap menjadi bagian penting dalam dunia digital.

Platform Digital Masih Membutuhkan Artikel dan Blog

Banyak orang mungkin mengira blog sudah mati. Padahal, blog maupun artikel di internet masih sangat penting, terutama untuk SEO (Search Engine Optimization).

Saat kamu mencari informasi di Google, artikel dengan tulisan berkualitas masih menjadi sumber utama.

Nggak cuma itu, perusahaan hingga bisnis juga masih mengandalkan artikel blog untuk menarik audiens sekaligus meningkatkan kredibilitasnya.

Jadi, kalau kamu suka menulis dan berpikir untuk membuat blog atau website sendiri, itu masih worth it!

Bahkan banyak blogger dan penulis konten yang masih menghasilkan pendapatan dari tulisan melalui iklan, afiliasi, atau penulisan freelance. Walau butuh waktu yang panjang, namun bukan hal yang nggak mungkin.

Menulis di Era Digital
Freepik.com/freepik.com

Media Sosial Masih Butuh Copywriting yang Kuat

Kebanyakan orang berpikir kalau media sosial hanya soal gambar/video. Tapi sebenarnya, tulisan tetap punya peran penting.

Coba bayangkan postingan tanpa caption menarik di Instagram, tweet tanpa pesan yang jelas, atau iklan tanpa teks persuasif. Semua itu butuh keahlian menulis.

Dalam dunia digital marketing, copywriting yang menjual masih sangat dibutuhkan. Jadi, kalau kamu jago merangkai kata, ada banyak peluang untuk tetap berkarya di era digital.

Menulis Bukan Sekadar Profesi, Tapi Juga Sarana Ekspresi

Menulis bukan hanya tentang menghasilkan uang atau membangun karier. Banyak orang menulis sebagai cara untuk menuangkan ide, berbagi cerita, bahkan sekadar melepaskan beban pikiran.

Di era digital, ada begitu banyak cara untuk menulis lalu berbagi pemikiran—mulai dari blog pribadi, jurnal digital, hingga menulis di media sosial. Bahkan, beberapa platform seperti Medium memungkinkan penulis untuk mendapatkan penghasilan dari tulisannya.

Jadi, kalau kamu merasa menulis jadi bagian dari dirimu, teruslah menulis!

Menulis di Era Digital
Freepik.com/ wavebreakmedia_micro

Buku Masih Eksis, Tapi Beradaptasi dengan Format Digital

Dulu, membaca identik dengan buku fisik. Tapi sekarang, format digital seperti e-book dan audiobook semakin populer.

Meskipun penjualan buku cetak mengalami perubahan, industri penerbitan tetap hidup dengan adaptasi ke dunia digital.

Banyak penulis yang kini menerbitkan bukunya dalam format e-book atau menjualnya melalui platform seperti Amazon Kindle dan Gramedia Digital.

Jadi, kalau kamu bercita-cita menjadi penulis buku, masih banyak peluang di era digital ini!

Tantangan Menulis di Era Digital

Meskipun menulis masih relevan, ada tantangan besar di era digital—yaitu perhatian yang semakin pendek.

Di dunia yang serba cepat ini, orang lebih suka membaca sesuatu yang singkat, padat, dan to the point. Itulah kenapa thread Twitter, listicle, dan artikel pendek lebih digemari dibandingkan tulisan panjang yang bertele-tele.

Selain itu, algoritma media sosial dan platform digital juga lebih berpihak pada konten visual, sehingga tulisan sering kali tenggelam jika tidak dikemas dengan strategi yang tepat.

Solusinya? Penulis zaman sekarang perlu belajar bagaimana menyesuaikan tulisan dengan format digital—misalnya, dengan membuat judul yang menarik, menulis dengan gaya yang engaging, lalu memahami cara kerja SEO atau algoritma media sosial.

Jadi, jika ditanya menulis masih worth it atau ketinggalan zaman?

Jawabannya jelas: Menulis masih worth it! Tapi, cara kita menulis dan menyebarkan tulisan harus beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Komentar

Postingan Popular

Wajib tahu! Ini 6 Alasan mengapa percaya diri itu penting

  Pernah dengar kalimat ‘ rasa percaya diri jadi salah satu kunci utama mencapai kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup? ’  Nah perlu dipahami bahwa rasa percaya diri itu bukan tentang bagaimana orang lain melihat dan menilai diri kita, tetapi bagaimana kamu melihat diri sendiri. freepik.com Mungkin terkesan klise tetapi begitulah adanya. Ketika kepercayaan diri seseorang hilang, dapat berakibat fatal.  Misalnya membuat kamu merasa rendah diri dan kehilangan motivasi untuk melakukan yang terbaik dalam hidupnya. Nggak heran bila orang dengan rasa kepercayaan dirinya rendah cenderung stress hingga depresi. Lantas apa sih alasan kenapa rasa percaya diri itu sangat penting dalam hidup? 1. Bantu Tingkatin Kinerja dalam Hidup. Ketika kamu memiliki rasa percaya diri yang baik bisa membantumu untuk fokus pada tujuan hidup. Contohnya lulus dengan nilai terbaik, memperoleh pekerjaan impian dan sebagainya.  Pada prinsipnya, ketika percaya diri itu ada, kamu bisa percaya p...

Review Buku Eutanasia Karya Linda Tria Sumarno, Kumpulan Cerpen tentang Kemanusiaan

  “Kau boleh tidak mencintaiku, tapi jangan kau benci juga budaya leluhurmu. Itu sama artinya kau tidak mengakui ibu kandungmu sendiri, Sandur sudah menempati separuh hatiku, selebihnya kaulah yang menempatinya,” Identitas Buku Judul : Eutanasia Karya Penulis : Linda Tria Sumarno Penerbit: Pataba Press, 2017 Halaman :  180  Halaman Review Buku Eutanasia Karya Linda Tria Sumarno Secara pribadi aku suka kumpulan cerpen tentang kemanusian, ketidakadilan, gender hingga persoalan hidup sehari-hari. Selain mencerminkan kehidupan saat ini, cerpen dengan tema seperti itu rasanya masih kurang di bahas. Nah, tema-tema cerpen tersebut ternyata ku temukan dalam satu buku yang berjudul Eutanasia karya Linda Tria Sumarno ini.   Alur Sebagaimana judulnya, Eutanasia sebuah kumpulan cerpen yang menyentuh hati. Cerpen ini bercerita tentang berbagai point of view kehidupan para tokoh. Mulai dari seorang guru yang berjuang membela sosok anak kecil yang dilecehkan ol...

Review Buku Men Coblong Karya Oka Rusmini, Satire yang Menggetarkan Hati

“ Apakah yang sesungguhnya harus dipercaya di negeri ini. Ketika para pemimpin hanya memikirkan uang tanpa memiliki hati dan perasaan menelan apa saja. Memaki dan menghalalkan belbagai cara untuk menekan rakyatnya. Sementara wacana yang dihidangkan begitu indah, untuk kesejahteraan. Kesejahteraan seperti apa? Untuk rakyat. Rakyat yang wujudnya seperti apa yang diperjuangkan. Ketika peredaran uang begitu penuh misteri, selalu kurang ... ... Rakyat bisa apa kalau seluruh kebijakan para pengambil kebijaksanaan itu bermata dua – siap menusuk rakyat sendiri. Padahal uang yang terkumpul juga milik rakyat. Hasil kerja keras, mana ada di bumi ini tanpa kerja duit bisa ngumpul?” Begini salah satu sindiran favorit ku dalam karya Oka Rusmini terhadap negeri yang katanya berbudi pekerti luhur. Identitas Buku Judul : Men Coblong Penulis : Oka Rusmini Penerbit: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2019 Halaman :  214  Halaman Review Buku Men Coblong Karya Oka Rusmini Men Coblo...

6 Cara Menghadapi Rasa Nggak Percaya Diri

  Pernah nggak sih kamu merasa ragu dengan kemampuanmu? Minder pada suatu hal dan tidak berani untuk tampil di depan orang lain? Rasa seperti itu mungkin bisa disebut kamu tengah mengalami rasa nggak percaya diri. Bisa dipahami lebih dalam, rasa nggak percaya diri itu sangat wajar dialami siapa saja termasuk kamu. Tetapi jangan sampai dibiarkan begitu saja, pasalnya bila nggak percaya diri bisa menghambat kamu mencapai impian dan harapan di masa depan. Lantas apa sih rasa percaya diri itu? Apa itu kepercayaan diri? freepik.com Rasa percaya diri merupakan keyakian yang kamu miliki terhadap kemampuan diri sendiri. Di mana kamu memiliki perasaan positif tentang adanya dirimu sehingga membuat kamu berani melangkah maju, mengambil risiko hingga mencapai tujuan-tujuan dalam hidup. Biasanya orang yang percaya diri memiliki keyakinan untuk menghadapi orang lain, mengatasi masalah, menghadapi setiap tantangan dan punya karakter pemberani. Ciri-ciri orang yang memiliki kepercay...