“Cantik itu privillange . Dan berbahagialah bila kamu terlahir cantik.” Ungkapan itu seringkali terdengar. Benar adanya. Saya pun setuju. Keelokkan paras memberikan keuntungan tersendiri. Mudah disukai, memiliki kesempatan dalam berbagai aspek di kehidupan. Sayangnya, nggak selalu begitu. Di buku Cantik Itu Luka, Eka Kurniawan mendefinisikan kecantikan dari sudut pandang yang berbeda. Penuh tragedi, magis, dan sejarah kelam. Ketika membaca novel Cantik Itu Luka yang saya rasakan: hampa dan pilu. Ironi sekaligus sakit bertubi-tubi. Entah bagaimana baiknya mendeskripsikan kekaguman kepada novel ini. Pastinya selesai membaca rasanya mengganjal bak sisa daging yang nyangkut di gigi. Alur Novel Cantik Itu Luka Kisah novel Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan dimulai dengan bangkitnya Dewi Ayu dari kematian setelah 21 tahun meninggal dunia. Kebangkitannya ini membuka lembaran demi lembaran tragedi kehidupan Dewi Ayu dan keturunannya. Kebangkitannya ini menggemparkan seisi kota. ...
Ketika membaca karya Zoulfa Katouh barangkali kamu wajib menyiapkan tisu. Sebab, air mata bisa saja menetes menjelajahi kehidupan Salama di tengah reruntuhan kota bersejarah, Homs, Suriah. Kalimat yang menarik perhatianku untuk terus membaca buku ini sampai selesai “ Waktu adalah obat yang paling mujarab untuk mengubah luka kami yang berdarah hingga menjadi bekas luka, dan tubuh mungkin bisa melupakan trauma, kedua mata mungkin bisa belajar untuk melihat warna sebagaimana yang terlihat, tetapi pemulihan itu tidak akan menjangkau mata,” (hlm.202) Identitas Buku Judul : As Long As The Lemon Trees Grow Penulis : Zoulfa Katouh Penerbit: Mizan, 2023 Halaman : 477 Halaman Review Buku As Long As The Lemon Trees Grow Karya Zoulfa Katouh Walau dikategorikan novel fiksi, barangkali ini gambaran kepedihan yang dijalani masyarakat di Timur Tengah, tepatnya di Suriah. Yup, novel ini berlatar belakang di Kota Homs, Suriah. Di mana negeri tersebut pernah menjadi pusat...